Cara Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Darah pada Pisang
Diam-diam menghanyutkan, seperti itulah PENYAKIT DARAH yang menyerang tanaman pisang. Ketahui ciri-ciri hingga cara pengendalian penyakit yang merugikan petani ini.
Penyebab dan Penyebaran Penyakit Darah pada Pisang
Penyakit darah pada pisang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum ras 2, P. celebensis atau lebih sering disebut Blood Disease Bacterium (BDB).
Bakteri ini merusak pembuluh batang pohon pisang lewat racun yang dikeluarkan oleh akar hingga pembuluh tersebut menghasilkan cairan berwarna merah darah. Hal itulah yang membuat penyakit ini disebut sebagai penyakit darah.
Bakteri ini dapat bertahan selama lebih dari satu tahun di dalam tanah dan dapat menginfeksi tanaman pisang yang masih sehat apabila ditanam pada tanah tersebut.
BDB bertahan hidup pada buah yang terinfeksi selama beberapa minggu. Gejala penyakit darah seringkali tidak terlihat pada bagian luar buah sehingga buah telah terinfeksi kemungkinan tetap dipasarkan. Tentunya buah tersebut tidak bisa dikonsumsi lagi dan dibuang oleh konsumen. Pembuangan secara sembarangan inilah yang menyebabkan BDB semakin menyebar ke daerah-daerah lain.
Penyebaran penyakit darah dari satu pohon ke pohon lainnya melalui berbagai media, antara lain melalui alat pertanian yang tidak steril, aliran air maupun tanah dari lahan yang terkontaminasi BDB, serta serangga yang hinggap di jantung pisang jantan.
Kerugian Akibat Penyakit Darah pada Pisang
Penyakit darah adalah salah satu penyakit tanaman pisang terparah di Indonesia. Penyakit ini menjangkit kebun-kebun pisang di berbagai daerah Indonesia, seperti di Manggarai Timur dan Sukabumi.
Serangan penyakit darah menyebabkan gagal panen. Buah pisang yang terinfeksi BDB akan membusuk dan tidak layak dikonsumsi sehingga menyebabkan kerugian besar bagi petani.
Gejala Penyakit Darah pada Pisang
Gejala dari penyakit darah baru akan terlihat pada tanaman pisang yang sudah dewasa (sudah berbuah). Pada tanaman yang masih muda, sulit untuk mendeteksi gejala penyakit darah.
Gejala-gejala yang muncul pada tanaman pisang yang terserang penyakit darah, antara lain:
1. Pada tepi daun muda, muncul garis coklat kekuningan. Kemunculan garis tersebut akan menyebar ke daun lainnya hingga daun-daun tersebut mengering. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan buah tidak sempurna.
2. Apabila bonggol dan batang pisang yang telah terserang dipotong di bagian tengah, terlihat bintik-bintik berwarna coklat kemerahan di bagian dalamnya.
3. Apabila buah pisang yang terserang penyakit darah dipotong atau dibelah, akan terlihat adanya cairan atau getah kental berwarna coklat kemerahan yang berbau busuk. Cairan tersebut mengandung BDB.
Cara Pencegahan Penyakit Darah pada Pisang
Berdasarkan hasil penelitian Sudirman (2000) tentang penyakit darah pisang, 2 dari 10 jenis tanaman pisang yang diuji termasuk sangat rentan terhadap BDB, yakni pisang kepok dan pisang raja. Pisang emas lebih resisten (tahan), sedangkan pisang ketip, pisang hijau, pisang susu, pisang kapal, dan pisang ambon tidak konsisten bereaksi terhadap BDB.
Apabila jenis pisang yang ditanam termasuk pada jenis yang rentan terhadap penyakit darah, maka sebaiknya lakukan tindakan pencegahan sebagai berikut:
- Tidak tumpang sari dan menanam tanaman pisang di lahan bekas tanaman tomat, terong, dll
- Membungkus tandan dengan plastik ataupun karung sesaat setelah sisir pertama mekar, agar terhindar dari gigitan serangga pembawa BDB
- Segera potong jantung pisang setelah sisir pisang terakhir sudah tumbuh
- Lakukan rotasi penyemprotan insektisida&bakterisida sistemik dan kontak agar tidak terbentuk kekebalan (resisten)
Cara Pengendalian Penyakit Darah pada Pisang
Apabila tanaman pisang sudah terserang penyakit darah, segera lakukan tindakan pengendalian berikut untuk memutus persebaran BDB:
1. Eradikasi
Bongkar dan musnahkan pohon yang terinfeksi, lalu ganti dengan menanam tanaman pisang yang resisten terhadap penyakit darah.
2. Pemusnahan BDB
Pemusnahan pohon tidak cukup untuk memastikan penyakit darah sudah benar-benar hilang dari lahan. Oleh karena itu, tingkatkan intensitas penyemprot bakterisida serta berikan pupuk organik untuk meningkatkan aktivitas mikroorganisme antagonis yang dapat membunuh BDB.
Sumber: Kementerian Pertanian, jagadtani, CABI
Instagram: @hijausurya @hias.idn
Whatsapp: http://bit.ly/wa_hiasidn
Shopee: hias.idn (https://shopee.co.id/hias.idn)
Tokopedia: HiaS Tropical Plants (https://www.tokopedia.com/hiastropical)